Sekilas Tentang Hujan Senja


Ada banyak hal yang berubah dalam kehidupan tanpa kita sadari. Ruang, waktu, bahkan pribadi manusia itu sendiri, berjalan maju meninggalkan kenangannya sebagai jejak. Mungkin perbedaan antara dulu dan sekarang sangatlah berbeda, seperti zaman yang memang telah perlahan mengubah setiap budaya yang terjadi di dalamnya. Begitu pun manusia, yang terseret alur hidup dan permasalahannya yang semakin rumit, membuatnya percaya diri dalam mengubah setiap perspektif yang diyakininya lebih dulu.
Lagi-lagi aku disadarkan seseorang, yang dulu pernah sering mengatakan, “inni uhibbuki fillahi ta’ala uti”. Dan aku selalu menjawabnya, “inni uhibbukalladzi ahbabtanillahi ta’ala” sambil tertawa geli. Dia bilang kita perlu menyatakan cinta pada sahabat kita setiap hari, dan aku selalu menjawabnya, “aku kikuk, ngga bisa ngomong langsung gitu, maaf ya?” Dan malam ini, aku mengatakannya. Ah, aku akhirnya mampu melakukannya.
Aku memahami betul makna persahabatan kita, seperti akhir-akhir ini hujan selalu menemani senja, meski dengan petir yang saling bersahutan. Mengingatkan aku akan takdir hidup yang tidak selamanya seindah mentari tenggelam saat senja. Hujan, itulah dirimu yang akhir-akhir ini aku kenali.
Tidak dipungkiri, hujan didatangkan oleh-Nya untuk membawakan setiap berkah dari langit untuk bumi. Begitupun kamu.
Maka,
Jangan pernah pertanyakan tentang bagaimana dinginnya aku saat kau guyur, karena justru aku memerlukan setiap tetesmu, agar aku tidak kehausan.
Jangan pernah pertanyakan tentang bagaimana tersiksanya aku dengan sambaran petirmu yang mengagetkan, karena aku memerlukannya, agar aku terbiasa ketika menemukan hidup yang jauh mengagetkan dari itu.
Jangan pernah pertanyakan tentang bagaimana aku berpikir saat aku terkena tetesanmu yang jatuh begitu deras, karena aku selalu mengatakan, “kau benar, kau paham, dan kau ingin aku mengerti juga tentang ini.” kemudian dalam hati aku akan mengatakan, “Terima kasih selalu mengingatkanku, adikmu”.
Hingga akhirnya aku menyadari, ada yang perlahan telah berubah. Kehidupan kita masing-masing telah membentuk karakter setiap kita. Kita telah tumbuh menjadi seseorang dengan perspektif masing-masing, dengan makna yang masih sejalan. Jangan pernah lepas, ikatan kita harus kuat. Meski angin kencang menyambar, hujan pada senja harus selalu romantis, bagaimanapun situasinya, dan pelangi akan selalu harus membersamai kita. Ya kan?

Dari Senja Untuk Hujan,
Tasikmalaya, 13 November 2017

(NB : Ditulis agar tidak adanya kecemburuan, meski kamu bersikeras mengatakan, “aku tidak akan cemburu”. *Preeeett bohong! :p)

Postingan populer dari blog ini

Indahnya Akhlak Rasulullah

Sekilas Tentang Pelangi Senja